SENI BUDAYA DAERAH
Home | Visi Misi | Foto | Data | Artikel | Sejarah | Org. Penghayat | Museum |
Kepurbakalaan | Buku Babad Tulungagung | Agenda Peristiwa | Video |
Lain-lain |
Sambutan
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Tulungagung
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berkat rahmat dan hidayah-Nya semata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tulungagung saat ini bisa menyajikan berbagai data dan informasi seputar seni budaya termasuk didalamnya kesenian tradisional, nilai-nilai budaya, museum kepurbakalaan lewat jaringan internet.
Memang sudah kita ketahui bersama bahwa pesatnya tekhnologi dan informasi saat ini tidak bisa dihilangkan keberadaannya, bahkan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Kemudahan akses data dan informasi juga mendorong rasa keingintahuan masyarakat akan berbagai hal. Dampak positif yang terjadi bisa menumbuhkan kreativitas seseorang yang pada gilirannya dapat melahirkan inovasi dan bisa membaca peluang.
Keaneka ragaman seni budaya di Kabupaten Tulungagung merupakan asset yang cukup menggembirakan jika ditinjau dari segi kwantitasnya, sebab dari data yang tercatat terdapat lebih dari 6.000 seniman maupun organisasi kesenian/sanggar dari berbagai jenis kesenian yang aktif termasuk di dalamnya para budayawan. Namun demikian dari segi kwalitas masih perlu terus diupayakan penyempurnaannya.
Paling tidak website kebudayaan dari salah satu bidang di Disbudparpora ini ada manfaatnya bagi khalayak utamanya para pelajar dan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas mendalami tentang seni budaya Tulungagung.
Ada banyak data dan informasi di dalamnya, antara lain ; foto-foto seni budaya, Data-data seniman dan organisasi kesenian/sanggar, Artikel-artikel seni budaya, Sejarah, Museum dan situs kepurbakalaan, serta Buku Babad Tulungagung. Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Oepas, Reog Tulungagung, Upacara Adat ulur-ulur maupun Manten Kucing, aneka situs/candi, jenis kepurbakalaan yang ada di Museum Tulungagung serta Sejarah lawadan sebagai cikal bakal Kabupaten Tulungagung kesemuanya dapat diunduh lewat web ini.
Tentunya website ini juga masih banyak kekurangan-kekurangan di dalamnya, untuk itu saran, komentar, kritik maupun ide-ide sangat kami harapkan guna mengembangkan agar menjadi lebih lengkap dan baik.
Oleh karena masih dalam penggarapan, tentunya kami akan melengkapi website ini dengan Bidang Kepariwisataan, Bidang Pemuda, dan Bidang Olah Raga dalam wajah dan tampilan yang berbeda.
Akhirnya semoga tampilan web ini ada guna dan manfaatnya bagi kita semua.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, Januari 2012
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tulungagung
Ir. HENRY SUGIHARTI, MSi
UPACARA ADAT MANTEN KUCING
Ritual “Temanten Kucing” yang digelar warga Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tak bisa dilepaskan dari tradisi nenek moyang mereka. Tradisi itu merupakan bagian dari upaya warga untuk memohon turunnya hujan manakala terjadi musim kemarau panjang. Sayangnya, perhelatan ritual “Temanten Kucing” kini tak sesakral ritual serupa yang dilangsungkan pada tahun-tahun sebelumnya. Perhelatan ritual “Temanten Kucing” saat ini cenderung semakin instan. Banyak tradisi-tradisi unik yang merupakan bagian dari prosesi “Temanten Kucing” yang kini justru dihilangkan. Tiga tahun lalu, suasana sakral masih mewarnai prosesi “Temanten Kucing”. Saat itu, prosesi ritual ini masih menampilkan sejumlah keunikan. Misalnya, ketika pasangan manten kucing dipertemukan menjadi pengantin di pelaminan, beberapa wanita tua ikut tampil melantunkan tembang dolanan khas Jawa. “Uyek-uyek ranti, ono bebek pinggir kali, nuthuli pari sak uli, Tithit thuiiit… kembang opo? Kembang-kembang menur, ditandur neng pinggir sumur, yen awan manjing sak dulur, yen bengi dadi sak kasur,” Begitu syair tembang dolanan berbahasa Jawa yang tiga tahun lalu masih dilantunkan wanita-wanita tua dalam ritual “Temanten Kucing”.selengkapnya ……
REYOG TULUNGAGUNG
Reyog Tulungagung ini merupakan gubahan tari rakyat, yang menggambarkan arak – arakan prajurit pasukan Kedhirilaya tatkala mengiring pengantin “ Ratu Kilisuci “ ke gunung Kelud, untuk menyaksikan dari dekat hasil pekerjaan Jathasura, sudahkah memenuhi persyaratan pasang – girinya atau belum ( lihat Bab IV : 1.4. ). Dalam gubahan Tari Reyog ini barisan prajurit yang berarak diwakili oleh enam orang penari.Yang ingin dikisahkan dalam tarian tersebut ialah, betapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, betapa berat beban perbekalan yang mereka bawa, sampai terbungkuk – bungkuk, terseok – seok, menuruni lembah – lembah yang curam, menaiki gunung – gunung, bagaimana mereka mengelilingi kawah seraya melihat melongok – longok ke dalam, kepanikan mereka, ketika “ Sang Puteri “ terjatuh masuk kawah, disusul kemudian dngan pelemparan batu dan tanah yang mengurug kawah tersebut, sehingga Jathasura yang terjun menolong “ Sang Puteri “ tewas terkubur dalam kawah, akhirnya kegembiraan oleh kemenangan yang mereka capai. selengkapnya